Rabu, 19 November 2014

Dilema menuju pelaminan





Bingung dalam menghadapi suatu hubungan yg akan berlanjut ke arah yg lebih serius?
Bingung menghadapi keluarga calon pasangan?
Bingung dengan masa depan setelah pernikahan?
Jangan bingung guys…..

Kali ini ada beberapa tips menghadapi hal-hal yg akan dihadapi saat akan memutuskan menuju pelaminan.

Kadang kita bingung apakah kita bisa membina hubungan yg lebih serius atau tidak? Rasa ini biasanya datang karena kita merasa belum siap. Bayangan kita pernikahan adalah sebuah penjara, di sana terdapat berbagai aturan yg nantinya bakal mengekang kita, kita tidak bisa bebas lagi….

Nah lho…. Apa iya? Coba kita lihat sekeliling kita, orang tua, kakak, keluarga kita atau tetangga & teman-teman kita. Apakah mereka bahagia? Tentu saja IYA. Kita akan bahagia dengan pasangan kita. Tapi tergantung dari komitmen yg kita buat dengan pasangan kita. Apabila pasangan kita mengerti kita, dia tidak akan mengekang kita. Fine.... masalah 1 sudah teratasi. 

Next… bagaimana menghadapi keluaga pasangan kita? 
Satu hal yg harus ditanamkan, suatu keluarga akan berbeda kebiasannya dengan keluarga yg lain. Karena berbeda kepala, pemikiran dan kebiasaan. Ada keluarga yg kaku, malah ada juga keluarga yg fleksibel/bebas. 
Nah… kita sebagai anggota baru dalam suatu keluarga, sebaiknya kita yg menyesuaikan diri dengan kebiasaan keluarga pasangan kita pada saat kita berada di lingkunga keluarganya . Sebaliknya dengan pasangan kita, sebaiknya dia juga menyesuaikan diri dengan keluarga kita pada saat berada di lingkungan keluarga kita. 
Kenapa? Karena suatu keluarga yg terdiri dari lebih dari 1 orang tidak akan bisa menyesuaikan diri dengan kita yg hanya 1 orang. Ini akan menjadi masalah, bisa-bisa kita tidak bisa diterima di keluarganya.
Apalagi jika nanti setelah menikah kita akan tinggal bersama keluarga pasangan kita. Kita harus memahami benar dengan kebiasaan keluarga pasangan kita. Kita tidak bisa seenaknya seperti di rumah sendiri. Bisa jadi bahan pembicaraan dan masalah besar lhoo…. Tapi bukan berarti kita jadi terkekang… bukan itu. Jika ada hal yg tidak kita sukai, lebih baik dibicarakan dengan pasangan kita secara baik-baik, biar nanti dia yg menjelaskan kepada keluarganya. Jangan kita suka marah-marah di depan mertua atau beradu mulut dengan pasangan kita di depan mertua. Waaaahhh….gawat, bisa-bisa jadi masalah besar dan kita tidak diakui. Buatlah agar mertua kita seperti orang tua kita, hargai mereka seperti kita menghargai orang tua kita. Karena setelah menikah, mertua adalah orang tua kita. Kunci agar terbebas dari masalah di keluarga pasangan adalah sabar dan menurut. 

Next…. masalah mengadapi masa depan setelah pernikahan. Pada saat kita merasa belum siap secara financial, lebih baik kita jangan berpikir terlalu keras ke depan. Karena sebenarnya Allah telah merencanakan dan menyiapkan semuanya. Rezeki kita sudah diatur Allah SWT. Setiap keluarga/orang sudah pasti ada rezekinya masing-masing. Tapi bukan berarti tidak berusaha/berikhtiar. Jangan takut dan jangan menyerah sebelum berperang ya… ^_*. 

Selamat berjuang dan selalu istiqomah ya…. 
Allah SWT tidak pernah tidur dan selalu bersama kita …. Aamiin.

Selasa, 18 November 2014

Cinta yang tulus



 









Saling cinta dan kasih adalah anugerah dari sang Maha Pencipta, Allah SWT.  Kata “cinta” sudah kita kenal sejak kita masih dalam kandungan bahkan sejak kita belum terlahir di dunia. Bagaimana kita memaknai arti “cinta” yang sebenarnya ? Hal itu bisa diungkapkan secara pemikiran kita masing-masing. Pada saat “cinta” datang, hati kita serasa melayang, semua terasa indah. 

Dan bagaimana kita bisa mengetahui apakah “cinta” yang diberikan pasangan kita adalah tulus atau tidak?


Ini adalah cirri-ciri “cinta” yang tulus :

  1. Apabila pasangan kita sabar menghadapi semua keinginan kita.
  2. Apabila pasangan kita sabar mendengar keluh-kesah kita.
  3. Apabila pasangan kita tidak egois.
  4. Apabila pasangan kita tidak menginginkan imbalan atas apa yg telah dia berikan kepada kita.
  5. Apabila pasangan kita mau menerima kita apa adanya.
  6. Apabila pasangan kita jujur.

Satu hal yg harus kita pahami, bahwa “cinta” memang suatu anugerah yg tak terkira dari Allah SWT. Tapi kita juga harus bisa menjaga diri kita agar kita tidak terjebak dengan “cinta” yg salah. Salah dalam arti “cinta” yg tulus, “cinta” yg tidak berarti merenggut kebahagiaan seseorang atau siapapun. Lebih indah apabila kita mendapatkan “cinta” yg tepat dan benar menurut Allah SWT.


Kunci ini adalah bekal kita mengetahui siapa pasangan kita sebenarnya. 

Selamat mencari "Cinta" ..... Semoga bermanfaat..... Aamin